Rabu, 02 November 2011

PRAKTEK MANAJEMEN BERBASIS AL-QUR'AN

BUMI SIAP UNTUK DIINVESTASIKAN
ALLAH menyediakan bumi untuk diinvestasikan dan dikelola sejak Allah menciptakan bumi dalam waktu dua hari,
Firman Allah SWT dalam Q.S. Fushshilat:10, yang artinya:
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (Fushshilat:10)
Dalam ayat di atas dibedakan masalah akidah atau warga Negara mereka yang bertanya. Sebagian mereka ada yang semangat dan sebagian yang lain bermalas-malas sehingga taraf kehidupan mereka pun berbeda-bed. Kemajuan hanya diraih oleh mereka yang bersemangat dan kuat.
Allah berfirman,
“sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (Al-A’raaf:10)
Allah SWT menekankan agar mereka memanfaatkan sumber kehidupan yang ada dan mengelolanya sebagai tanda syukur kepada-Nya, namun Allah berfirman,
“…Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (al-A’raaf:10)
Karena itu, tanah yang gersang harus diubah dengan alat pengolah tanah, kemudian disiram dengan air, baik dengan air hujan maupun air sumur, selanjutnya ditanami dengan tebaran bibit sehingga tanah itu pun subur  dan tanaman tumbuh berpasang-pasangan. Demikian juga dengan padang pasir yang tandus. Manusia hendaknya membangun padang pasir dengan mendirikan sebuah pabrik industry yang dilengkapi dengan perencanaan produksi, sumber enrgi dan para karyawan, serta bahan mentah yang dapat dikelola sehingga tempat tersebut menjadi lahan dan sumber penghasilan manusia menjadi sumber penghasilan bagi importir mesin-mesin, kekuatan energy, dan bahan-bahan mentah menjadi sumber penghasilan juga bagi para manajer, pedagang, pembeli, pemakai, dan pendaur ulang bahan-bahan bekas. Bahkan, gerakan dinamis itu pun mendatangkan rezeki bagi mahkluk-mahkluk lain, seperti burung binatang-binatang kecil, serta tumbuh-tumbuhan.
Allah telah memberikan kesempatan untuk memakmurkan bumi ini sesuai dengan firman-Nya yang dinyatakan oleh Nabi Saleh a.s.
“…Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan pemakmurnya…” (Huud:61)
Kemudian Allah menundukkan segala sesuatu untuk manusia, sesuai dengan bidang garapan atau yang memengaruhinya adalah “Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi,” sebagai wahana berkarya dan menggerakkan kehidupan.”…dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu.”  Langit dan bumi sama-sama berperan dalam mengeluarkan rezeki Langit berperan dengan menurunkan hujan, dn bumi dengan mengeluarkan buah-buahan. Semuanya sesuai dengan kehendak Allah.”Dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya.”  Manusia membuat bahtera dan melunjurkannya ke permukaan lautan sesuai dengan kehendk-Nya dan peraturan-peraturannya. “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai,” (Ibrahim:32) sebagai pelega dahaga yang abadi, tempat meaning dan menyimpan permata yang dapat dipakai sebagai hiasan, serta sebagai wahana transportasi.
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu ,matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya),”  sebagai energy , cahaya, dan penerangan.”Dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (Ibrahim:33) “…Agar kamu mencari karunia dari Tuhan mu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan…”  (al-Israa’:12)
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.”dan itu merupakan sebagian dari kebutuhan manusian. “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghingganya,” karena nikmat-Nya mencakup yang disebut dan yang tidak tersebutkan sehingga tidak mungkin dihitung. “ Sesungguhnya manusia itu sangat, zalim,” tidak menempatkan sesuatu pad tempatnya. “ Dan sangat mngingkari (nikmat Allah), “ (Ibrahim: 34) juga menutupi nikmat Allah dengan tidak memanfaatkan dan menginvestsikannya, bahkan tidak bersyukur kepada Sang Pemberi Nikmat.
Oleh karena itu, hendaklah manusia berladang atau bercocok tanam di bumi dan minta pertolongan Allah dalam memakmurkannya, sehingga berhasil mencapai puncak kesuksesan (sempurna) sebalum datangnya hari Kiamat, sebagaimana Allah berfirman, yang artinya :
“ Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan   suburnya karena air itu tanam-tanaman dibumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.” (Yunus:24)
Sesungguhnya setiap jengkal bumi akan mencapai puncak keindahannya sebelum hari kiamat penduduknya pun akan mencapai puncak rasa bahagia dan bangga bahwa mereka mampu berbuat. Hal itu merupakan hasil dari perkembangan ilmu dan teknologi modern.
Setiap hari kita menyaksikan langkah-langkah kemajuan yang telah kita peroleh, namun dihadapan kita masih tetap tersisa ribuan langkah lagi yang tak terhitung hingga datangnya hari kiamat.
Kesimpulananya, setiap menyaksikan sejengkal tanah yang tidak ditanami atau belum mencapai puncak kemakmuran dan keindahan yang sempurna, atau sekelompok Penduduk muka bumi di sekitarnya, terasa tanggung jawab dipikulkan di atas pundak saya dan pundak saudara-saudara sekalian, untuk menjadi tanah yang sejengkal itu makmur dan indah, serta menjadikan penduduknya mampu membangun dan memakmurkan. Jika kita tidak mempedulikan keadaan sekitar, Allah akan menempatkan orang lain untuk memakmurkan, sesuai dengan firman-Nya,
“…dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (Muhammad: 38) 
                                     (sumber:buku praktek manajemen Berbasis Al-Qur'an)

 
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar